Minggu, 15 Juli 2012

Kelestarian yang berkeadilan (Sustainability with Equity)

1 . Sustainability merupakan suatu keharusan. Tanpa adanya kelestarian, akan masuk pada fase kehancuran, karena tidak lestari. Namun banyak tantangan untuk mencapainya. Terutama isu pembangunanm kemiskinan, ketidakadilan, dan nafsu konsumtif, - yang tanpa sadar kita jalani.

2. Kebijakan ‘pertumbuhan ekonomi’ yang dipakai selama ini telah merubah gaya hidup menjadi konsumtif, dan bahkan over konsumtif, dan berpadu dalam sebuah konsep modernity.

3. Lebih lanjut, menyebabkan adanya rentang kesenjangan yang tinggi antar kelompok masyarakat, antar kabupaten, antar provinsi, bahkan antar negara. Contohnya, kesenjangan pendapatan perkapita antara negara maju dengan negara berkembang adalah hampir 1 banding 7.   Kesenjangan ekonomi yang luar biasa.

4. Ekonomi dunia belum pada tataran ‘strong, balanced, sustainable”.  Masih ada ketidakadilan antar negara. Penguasaan pengembangan teknologi melaju pesat di negara maju, itu semua menimbulkan limbah, dan mengkonsumsi bahan bakar fosil yang besar. Sementara negara berkembang dituntut dengan berbagai kebijakan dan skenario untuk menahan laju pertumbuhan ekonominya. Misal mitigasi climate change, dan REDD, sementara negara maju umumnya menolak (ogah-ogahan) meratifikasi Protokol Kyoto yang masa berlakunya hampir berakhir. Berarti tidak ada keadilan di level dunia.

Perlu sebuah kebijakan yang mengimplementasikan Kelestarian yang berkeadilan (Sustainability with equity).

0 comments: